Bahasa Jawa-pun Terancam Punah

Diposting oleh Keyta Mihero on Selasa, 23 Oktober 2012



Aku benar-benar penasaran, sebenarnya apa sih alasan para orang tua mengajari anak pakai bahasa Indonesia?
Jujur, pertanyaan itu selalu saja muncul di benakku saat melihat anak kecil belasan tahun bercengkerama dengan teman-teman sebayanya pakai bahasa Indonesia.
Apa karena bahasa Indonesia sekarang sudah begitu mendunia hingga para orang tua akan merasa bangga jika anaknya mahir berbahasa Indonesia? Kayaknya ngga tuh, setahuku bahasa Indonesia ngga mendunia blas.
Berarti, apa alasannya?
Jangan-jangan cuma pengin ngikutin trend? duh gusti...semoga saja bukan itu alasan mereka.
Jika trend satu-satunya alasan mereka, bersiap-siaplah menerima kenyataan bahwa kita adalah suku tanpa jati diri.
Saya berlebihan? 
Tidak juga.

Jati diri suatu suku salah satunya adalah bahasa. Orang akan tahu seseorang itu dari suku batak saat dia bilang "horas", orang akan tahu seseorang itu dari suku sunda saat dia bilang "naon", orang juga akan tahu seseorang itu dari suku jawa saat dia bilang "maturnuwun", dan banyak lagi contoh lainnya.
Dari contoh di atas, jelas sekali bahwa peran bahasa sangatlah penting.
Lalu apa jadinya jika anak-anak yang menguasai bahasa jawa sekarang sudah sangat minim?
Yang terjadi kemudian adalah, bahasa jawa punah. Mungkin kita generasi terakhir yang masih menggunakannya. 

Bahasa adalah salah satu warisan budaya yang tidak ternilai harganya. Anda ingat kasus klaim batik oleh negara tetangga Malaysia? Tindakan mereka (Malaysia) mungkin salah, tapi satu pelajaran penting yang bisa kita petik dari kasus ini, yaitu mereka menyadari betul bahwa warisan budaya adalah aset penting yang wajib dijaga kelestariannya.
Mereka saja sampe "ngiler" sama budaya kita, kenapa kita malah sante mente, cuek mbebek sama budaya sendiri khususnya bahasa?
Kenapa? (ingin rasanya pertanyaan ini aku tanyakan langsung kepada mereka yang "dengan bangganya" mengajari anak pakai bahasa Indonesia).
Apa ya susah banget ngucap bahasa jawa? apa ya malu banget kalau pakai bahasa jawa? apa ya takut banget dianggap ngga ngerti trend kalau ngajarin anak pakai bahasa jawa?
Kalau memang seperti itu kenyataannya, sebagai orang tua kita tidaklah bijak.
Kita secara sadar sudah mengabaikan kewajiban moral untuk ikut nguri-uri/melestarikan budaya sendiri, satu.
Kedua, secara tidak langsung kita sudah mengajari anak untuk tidak menghargai warisan budaya sendiri.

Tanpa bermaksud merendahkan bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lain di nusantara. Bahasa jawa dalam pandangan saya jauh lebih akrab, jauh lebih kaya akan kosakata, jauh lebih detil, jauh lebih santun, jauh lebih menghormati, jauh lebih mengenal etika, dan jauh lebih agung.

Di dalam bahasa jawa ada tiga tingkatan bahasa, yaitu jawa ngoko, madya, dan krama.
  1. Bahasa Jawa Ngoko
Lazim digunakan oleh mereka yang usianya sepadan. Kata-kata yang dipakai dalam bahasa jawa ngoko mencerminkan keakraban. Ada kesan dekat (tanpa jarak secara personal), dan rukun dari setiap tutur kata. Ini kenapa bahasa jawa saya anggap jauh lebih akrab.
Bahasa jawa ngoko sendiri masih dibagi menjadi dua tingkatan, ngoko Lugu dan ngoko alus. Dibaginya bahasa jawa dalam beberapa tingkat dan sub tingkat menjadi alasan saya menganggap  bahasa jawa jauh lebih detil.
     2. Bahasa Jawa Madya
Sesuai namanya, tingkatan madya adalah tingkatan menengah. Tidak halus tapi juga tidak kasar. Tetap mengandung nilai-nilai kesopanan. Banyak kata-kata di tingkat ngoko yang berbeda pengucapannya di tingkat madya, dan akan berbeda lagi di tengkat krama walaupun memiliki arti yang sama. Ini dimaksudkan untuk lebih menghormati lawan bicara, karena lawan bicara bukan lagi usia sepadan, ada perbedaan pemakaian kata untuk menunjukan sopan santun. Ini menunjukan kalau bahasa jawa jauh lebih kaya akan kosa kata.
     3. Bahasa Jawa Krama
Tingkatan tertinggi dalam bahasa jawa. Tingkatan ini mencerminkan sikap penuh sopan santun sekaligus perasaan segan terhadap lawan bicara. Pemakaian kata-kata di tingkatan ini jauh lebih halus dibanding tingkat madya apalagi ngoko.
Di sinilah alasannya kenapa saya anggap bahasa jawa itu jauh lebih santun, jauh lebih menghormati, dan jauh lebih mengenal etika.
Dan dari sekian banyak nilai-nilai positif yang terkandung dalam bahasa jawa, saya berani mengatakan bahasa jawa jauh lebih luhur, lebih agung.
Bandingkan dengan bahasa Indonesia, dalam menghormati lawan bicara hanya dibedakan pada pemakaian kata kamu, anda, saudara, tuan, dll. Kata-kata lain yang dipakai secara umum sama dengan kata-kata yang dipakai dalam bahasa sehari-hari.

Dari contoh di atas, rasanya kok aneh kalo orang jawa sampai malu menggunakan bahasanya sendiri. Kalau saya pribadi, ingin sekali bisa mengajari anak bahasa jawa se-dalam-dalamnya, karena secara tidak langsung saya sudah menanamkan nilai-nilai kesopanan, nilai-nilai kerukunan, dan etika. Dan tidak kalah penting, saya sedikit banyak sudah ikut berpartisipasi melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya dan sudah selayaknya dibanggakan.
Buat apa repot-repot mengajari anak bahasa Indonesia, bukankah di sekolah nanti ada pelajaran Bahasa Indonesia? 
Memang ada juga pelajaran Bahasa Jawa (kalau masih ada), hanya saja yang saya takutkan, anak saya kurang memperhatikan. Lebih baik dari kecil dibiasakan memakai bahasa jawa. Bukankah lebih awal itu lebih baik?

Dan apakah kita masih akan merasa bangga jika kita bisa mengabaikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bahasa jawa hanya untuk sekedar mengikuti trend?
Hanya anda yang tahu jawabannya.






Read More

Peluang Bisnis di KEYTA CELL dan PPOB

Diposting oleh Keyta Mihero on Senin, 22 Oktober 2012





Setujukah anda kalo saya bilang, hidup makin susah?

Memang kenyataannya begitu gan, pergerakan harga-harga kebutuhan pokok yang terus saja merangkak naik tanpa diimbangi dengan kenaikan upah yang sepadan, menjadi salah satu faktor penyebabnya. Betul ngga gan?
Tapi biar bagaimana, tanggung jawab tetaplah tanggung jawab. Walaupun situasi ekonomi sedang sulit, kita tidak bisa lari dari masalah ini gan. Tapi yakinlah, dalam kondisi sesulit apapun pasti ada celah yang bisa kita manfaatkan sebagai solusi.

Nah, disini saya ingin menawarkan kerjasama yang mungkin bisa sedikit membantu agan-agan semua mengurangi beban ekonomi. Toh, kerjasama yang ingin saya tawarkan ini tidak mengganggu rutinitas anda, yang kerja masih tetap bisa kerja, yang sekolah masih bisa sekolah, yang kuliah juga masih tetap bisa kuliah. Bahkan tidak memerlukan batasan pendidikian formal. Pendeknya, kerjasama ini bersifat bisnis sampingan, yang hasilnya tentu saja bisa menjadi tambahan pemasukan ekonomi agan-agan semua.

Jadi gini gan, bentuk kerjasamanya seperti ini. Di tempat tinggal agan mayoritas sudah menjadi pelanggan PLN/ Telkom/ Tv kabel, dll kan? Apalagi kalo di sekitar tempat tinggal agan-agan belum ada loket PPOB (Payment Point Online Bank), kesempatan emas gan, uang udah di depan mata.
Anda hanya cukup mendaftar ke kami untuk menjadi petugas kolektif.
Caranya?
Ajak mereka (pelanggan PLN, telkom, dll) untuk membayar semua tagihan mereka ke agan. Jika sudah terkumpul, setorkan tagihan nasabah agan ke kami, dari kami nanti ada fee yang menarik yang dihitung per pelanggan (Rp.300,-/pelanggan, bisa nego tergantung jumlah nasabah). Jadi semakin banyak nasabah, semakin banyak fee yang diterima.

Terus, darimana kami bisa tahu jumlah tagihan nasabah?
Mudah saja gan, jika memang agan berminat, datang ke tempat kami dulu untuk kami proses. Jika proses registrasi nasabah agan sudah selesai kami proses, setiap awal bulan kami akan mencetak daftar tagihan nasabah yang sudah agan registrasikan. Jadi agan tinggal melihat daftar tagihan saat menagih ke nasabah agan.
Mudah kan?

Sebagai ilustrasi gan.
Agan mempunyai nasabah tetap, 100 orang. Berarti fee yang agan terima dari kami Rp.300 x 100 = Rp.30.000. Sedikit amat?
Tunggu dulu gan, disamping agan mendapat fee dari kami, agan juga akan mendapat fee berupa uang transport dari masing-masing nasabah agan. Bukannya curang gan, memang sudah sewajarnya begitu, karena agan yang menyetorkan tagihan, otomatis agan yang keluar uang transport. Yang sudah umum nie gan, uang transport sekitar Rp.3000/nasabah (tergantung jarak lokasi tempat tinggal ke PPOB terdekat). Coba agan hitung, jika nasabah agan membayar tagihan langsung ke PPOB yang jaraknya cukup jauh, pake sepeda motor minimal Rp.5000 untuk beli bensin, kalo naik angkutan umum lebih banyak lagi biaya transportnya. Jadi uang transport Rp.3000 masih menguntungkan bagi mereka gan.
Nah, berarti hitungan uang transport agan, Rp.3000 x 100 = Rp.300.000, dan total penghasilan agan dari bisnis ini Rp.300.000 + Rp. 30.000 = Rp.330.000.
Wow!! bisnis sampingan bisa dapet segitu?

Dan perlu agan ingat, kebutuhan akan listrik, telefon, dll, bisa dibilang seumur hidup (terutama listrik). Logikanya, semakin padat suatu perkampungan, pelanggan PLN, Telkom, dll akan semakin bertambah. Jadi bisnis ini benar-benar menjajikan dan minim resiko gan.
Gimana gan, tertarik?
Jika agan memang minat dengan kerjasama ini, silahkan datang ke outlet kami:

Keyta Cell dan PPOB
Alamat: Jalan. Raya Banyumas-Buntu, desa Karangrau Rt 02/IV
Banyumas

Untuk info lebih lanjut, bisa ditanyakan di outlet. 
Terima kasih semoga bermanfaat.





Read More

Evolusi Outlet Selluler

Diposting oleh Keyta Mihero on Jumat, 19 Oktober 2012




Insomnia ada sisi positipnya juga. 
Gara-gara susah tidur, nungguin ngantuk ngga dateng-dateng, nulis artikel aja dewh. Kebetulan sempat terlintas "sesuatu" yang bisa dijadiin tema nulis, sapa tau bisa nambah pengalaman yang udah sudi ngebaca.
Ini yang gue mangsud sisi positipnya insomnia, memanfaatkan "mata yang masih saja awas". 

Gini gan, dalam beberapa tahun ini, diam-diam gue lagi ngadain riset (hadew....riset, kerjaannya di kebon aje pake bilang riset, ngaca dunk!!)....hehe biarin, riset itu urusan otak, bukan urusan profesi ato kerjaan, ya ngga pemirsa?
Riset kecil-kecilan gan, ngga pake wawancara-wawancara-an, ngga pake nyatet-nyatet-an, ngga pake surve-survey-an, hanya berdasar apa yang gue liat, apa yang gue denger, udah. 

Kebetulan kan gue kerja di Purwokerto nie, sementara rumah gue di Karangrau Banyumas. Nah, dari saking seringnya lewat itu, lama-lama gue kok jadi kepikiran, ada satu tren/kecenderungan dari pertumbuhan outlet-outlet selluler di sepanjang jalan yang sering gue lewati, terutama rute Karangrau-Banyumas (ruang obyek dipersempit aja biar ngga puyeng ngebayanginnya...hehe).

Pada awal usahanya nie, mayoritas outlet-outlet selluler di sepanjang jalan ini fokus ke satu obyek penjualan utama, pulsa. Namun, seiring berkembangnya teknologi selluler, dan semakin maraknya hape cina/brand lokal, serta ketatnya persaingan antar outlet, lambat laun ada pergeseran fokus penjualan gan. 

Dan setelah gue amati nie, ada 4 kriteria outlet selluler berdasarkan fokus penjualan: 


     1. Outlet selluler dengan pulsa sebagai fokus penjualan utama.
Outlet selluler dengan kriteria ini cenderung menitik beratkan pada kuantitas transaksi pulsa per harinya. Bisa dengan cara membuka outlet cabang, menjadi agen dari server pulsa all operator, ato malah membangun server pulsa.
Contoh outlet kriteria ini: 
Mawar Cellular (depan pasar Banyumas), selain outlet ini sudah "bercabang" (emang pohon...wkwk), sekarang juga udah membangun server pulsa sendiri, brand-nya Mawar Tronic.
     2. Outlet selluler dengan phonsel sebagai fokus penjualan utama.
Ciri khasnya nie ya, empunya outlet ini matanya ijo kalo ada orang nawarin hape second. Ya karena sumber utama pemasukan dia emang dari jual beli hape second. Dalam perkembangannya, outlet ini bukan hanya menjual hape second, hape baru juga nyanding....bhahaha, basa apa kiye?.
Ciri lain, outlet kriteria ini juga melayani jasa service hape. 
Contoh outlet kriteria ini:
Evo Cellular (depan Bank BRI Banyumas).
Awal berdirinya, outlet ini sama seperti outlet kebanyakan, jualan pulsa ma kartu perdana doank ditambah sedikit aksesoris hape. Tapi karena punya lokasi strategis, dan sedikit dibantu laris manisnya hape cina/brand lokal, outlet ini sekarang lebih tepat disebut Evo Phone Shop/Evo Phone Cellular.
     3. Outlet selluler dengan kartu perdana sebagai fokus penjualan.
Outlet tipe ini kebanyakan berlokasi di komplek sekolahan, tempat kursus, universitas, warnet, halte bis, ato tempat-tempat lain yang sering dijadikan tempat singgah/dilewati oleh pelajar/mahasiswa. Ciri fisik dari outlet ini, etalase outlet full kartu perdana dengan variasi harga dan variasi nomor (nomor acak, sedang, dan nomor cantik).
Masuk akal memang, dengan konsumen mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa, obyek penjualan yang paling logis memang kartu perdana, tentunya dengan harga murah menyesuaikan dengan kondisi keuangan pelajar/mahasiswa. Dan kalo kita teliti lebih jauh nie, tarif operator ternyata berpengaruh besar terhadap penjualan outlet tipe ini gan. Kecenderungan pelajar/mahasiswa untuk menggunakan kartu perdana bertarif murah meriah adalah penyebabnya. Urusan tarif operator, pelajar/mahasiswa memang paling sensi gan. Alhasil, kartu perdana produk operator dengan tarif termurah jadi barang "wajib ada" bagi outlet ini.
Contoh outlet tipe ini:
         Rejeki Cell (komplek alun-alun Banyumas).
Lokasi outlet ini dikelilingi sekolahan gan, pas halte, deket warnet, posisi mantap banget dah.
         Keyta Cell (Karangrau Banyumas).
Di outlet ini gan, gue akui harganya emang bersahabat banget ma kantong pelajar. Emang lokasinya di pinggiran, tapi lalu lintas pelajar dari SD nyampe Mahasiswa. Yang asyik dari outlet ini nie, kreatif. Mangsudnya begindang, kreatif dalam memanjakan konsumen. Contohnya, sering di outlet ini dijual kartu perdana dengan bonus-bonus tarif spesial yang uniknya, di outlet laen kaga ada.
Beneran?
Beneran gan, nanya aja ma yang nulis artikel ini, dia yang punya kok.....hehe.
     4. Outlet selluler dengan aksesoris hape sebagai fokus penjualan.
Outlet selluler pada umumnya punya ciri khas etalase berukuran tinggi sekitar 1 m dan panjang bervariasi dari 1-4 meter. Pada setengah bagian atas etalase berdinding kaca, dan setengah bagian bawah berdinding triplek/aluminium.
Tapi tidak untuk outlet tipe ini, selain ukuran ruangan yang lebih luas, rak-rak berdesain khusus tempat menggantung aksesoris hape lebih mendominasi ruangan outlet tipe ini. Segala keperluan aksesoris pendukung hape mulai dari cassing, spare part, handsfree, charger, memory card dll, ada di outlet ini.
Kebanyakan, outlet aksesoris sekaligus tempat service hape.

Contoh outlet tipe ini:
Itu lho outlet aksesoris selatan alun-alun Banyumas, domong gue lupa namane kowh...ra popo, yang penting tempatnya emang bener-bener ada, ngga ngapusi, ngga asal nulis...ya to?

Itu kalo menurut hasil riset gue ada empat kriteria, menurut pendapat agan pasti beda lagi, bisa empat, bisa lima, ato malah cuma ada tiga.
Tapi intinya, dari awal berdirinya outlet-outlet selluler di sepanjang rute Karangrau-Banyumas, emang sudah beberapa kali mengalami perubahan (baca:evolusi). Dan dari evolusi itu kemudian melahirkan outlet-outlet selluler varian baru (pinjam bahasa iklan otomotif, habis bingung nyari kata yang pas gan...hehe). Dengan alasan itu juga gue ngga pake istilah outlet pulsa, karena outlet-outlet sekarang ngga hanya jual pulsa doank, ngga hanya jual kartu perdana doank. Dan biar maknanya lebih luas pake istilah outlet selluler.

Akhirnya ngantuk juga.
Bener kan? Akhirnya, ngantuk dapet artikel juga dapet. Apapun itu, selama kita memanfaatkan segala sesuatu untuk hal positip, Insyaalloh berbuah manis juga buat kita.

Terima kasih, semoga bermanfaat.



Read More

Woooiii, Mana Lapangannya?

Diposting oleh Keyta Mihero on Sabtu, 13 Oktober 2012

Merah muka gue!!!
Yakin malu banget, cuma gara-gara pertanyaan sederhana, "besok giliran main di lapangan Lo ya...".
Dalam hati gue, mana lapangannya?

Pertanyaan yang bagi mereka biasa-biasa saja, tapi buat kami (karena bukan cuma gue yang menanggung malu, pake kata "kami" biar mewakili...hehe) satu pertanyaan yang cukup memalukan, sulit untuk menjawabnya.
Gimana ngga malu gan, nyampe hari ini nie, lapangan standar buat maen bola kita belum punya!!!
Serius Lo?!!
Serius banget gan, jujur aje nie ye, tiap sore kita maen bola ya numpang di kebon orang, untung tuh orang ngga marah-marah, padahal udah bertahun-tahun kita maen bola di kebonnya. 
Kita ngga malu maen di kebon orang dengan ukuran lapangan yang jauh dari kata standar dan dengan kontur tanah yang lebih mirip trek motocross, ngga rata blas. Yang seharusnya malu tuh pihak pemerintah desa, udah jelas-jelas pemudanya butuh lapangan, eehh boro-boro dibuatin, ada wacana juga engga. 

Padahal, yang namanya lapangan itu kan sarana publik, bukan cuma untuk olahraga saja, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pemuda saja, bukan hanya menguntungkan pemuda saja, arti dari keberadaan lapangan sangatlah luas. Dari sisi sosial, ekonomi, olahraga, de el el semua kena dampaknya.
Ngga percaya?
Nie tak kasih contoh, yang ringan-ringan aja contohnya ya, biar mudah ngangkatnya...hehe (emang barang pake diangkat?)

Pertama dari segi sosial  nie.
Sering agan-agan liat alun-alun/lapangan kalo sore atau pagi hari? Banyak aktifitas dilakukan di sana, ada yang hanya sekedar duduk-duduk ngobrol, jogging, cuci mata, nyari jajan, de el el. Intinya banyak orang yang memanfaatkan lapangan sebagai sarana interaksi antar warga. Secara sosial ini bagus, dalam suatu komunitas semakin sering kumpul, akan semakin baik, semakin rukun. 
Asik ngga kalo udah kaya gitu? Asik banget gan.

Kedua, dari segi ekonomi.
Dampak sosial yang udah dipaparkan di atas, jika kita telaah lagi ternyata nie, ngaruh juga ke segi ekonomi. Jadi gini gan, setiap ada keramaian apalagi sifatnya continue, orang yang punya jiwa bisnis pasti berpikir gini, "Lumayan nie, saban pagi ma sore lapangan rame, banyak orang, kalo misalnya gue jualan mie ayam, apa bakso, apa siomay, apa traktor (nie sih bego namanya) pasti laku, dan gue dapet penghasilan tambahan."
Nah Lho?
Siapa yang untung coba? 
Meningkatkan penghasilan apa bukan dampak ekonomi namanya?

Contoh laen nie, tau komedi putar? di tempat gue sering disebut Pasar Malem. Di desa, biasanya fasilitas hiburan sangatlah minim. Nah, biasanya nie, grup komedi putar biasanya suka nyasar lapangan desa gan, ya dengan alasan itu tadi, minim fasilitas hiburan. Harapannya jelas, kemungkinan untuk laku jauh lebih besar daripada ngga lakunya. Desa pasti akan mendapat pemasukan tambahan dari uang ijin sewa lapangan. Dan orang yang berjiwa bisnis pasti akan berpikir jual mie ayam lagi...hehe, tapi bener kan? Lagi-lagi warga ikut untung.

Selanjutnya dari segi seni dan olahraga.
Nomongin lapangan desa kayaknya ngga jauh-jauh dari sepak bola, ya ngga? Kalo ada lapangan, yang punya bakat bola jadi bisa nyalurin bakatnya, ngga sedikit lho pemain-pemain top Indonesia lahir dari lapangan kampung. Kalo sepak bola atau olahraga yang lain di bina secara serius dan continue, prestasi tinggal tunggu waktu. Entah prestasi individu maupun prestasi kelompok (tim sepak bola, tim volley, tim gobak sodor...hadew akang teh ngaco pisan (sunda mode on).
Kalo udah ada yang dapet penghargaan, otomatis nama desa akan terangkat. Desa rugi ngga kalo salah satu warganya ada yang berprestasi hingga mendapat penghargaan? Ngga kan?
Kenapa ngga bikin lapangan!!!

Melihat contoh-contoh dampak di atas, rasanya koq kebangeten ya kalo desa tetep ngga kepengin bikin lapangan.
Apa dengan berhasilnya kami numpang maen bola di kebon orang selama bertahun-tahun tanpa pernah dimarahi sama empunya kebon itu sudah sedemikian membanggakan pihak desa? Sudah dianggap prestasi?
Apa gue juga harus panjat pohon pinang setinggi 100 meter terus turun lagi kemudian lari ke balai desa cuma buat bilang WOW gitu?...Emoh!!!

Jadi, pliiiiiiiiisssssss deh bo, bikin lapangan. 
Jika anda memang peduli, jika anda memang ingin maju, jika anda memang masih punya malu.....
BUAT LAPANGAN SECEPATNYA!!!

Terima kasih.

~Artikel khusus untuk semua perangkat desa Karangrau-Banyumas-Jawa Tengah-Indonesia~






Read More

simPATI PELIT BONUS? NGGA JUGA

Diposting oleh Keyta Mihero on Senin, 08 Oktober 2012


Lama ngga nuLis artikeL, gateL juga nie jari. KebetuLan ada tema menarik yang aku dapat dari pengaLaman pribadi, jadi dijamin ngga asaL nuLis dewh.

Kemaren-kemaren aku jan dibuat jengkoL...eh jengkeL ding. Kok bisa?...Ya bisa banget, manusia mana yang ngga bisa jengkeL.
Gini mas mbabro, kemaren kan aku butuh dunLut apLikasi yang ukurannya Lumayan gede, sekitar 80 MB Lebih dikit lawh, sumber dunLut udah dapet, tinggaL eksekusi thok...eeehh pas proses dunLut udah jalan, LeLet ora patut. Waduh jan, rada bingung juga gue, nungguin proses dunLut dengan kecepatan rendah jelas males.
Coba-coba nyari info dewh...browsing.

Dasar Lagi untung kaLi ya, dari hasiL browsing via PakLik GoogLe katanya nie, simPATI Lagi ngasih bonus internet untuk pengguna baru.
Teruusss gue harus biLang WOW gitu?...hehe becanda dikit boLeh dunk.
Tekhnisnya gini mas mbabro, tiap aktifasi kartu perdana simPATI otomatis akan mendapat bonus akses internet sebesar 102 MB yang berLaku di jaringan 3G, untuk mengecek sisa quota via *889#.

Tadinya ngga percaya juga, masa bonus nyampe 102 MB. Daripada penasaran, mending nyoba sekaLian. Dan hasiLnya adaLah.....
Jreeenggg...!!!
Bener mas, mba, bu, pak, Lik, Om, tante, ternyata simPATI ngga cuma omDo, seteLah aku cek di *889# emang ada notifikasi Lamona (bahasa apaan nie?) peLanggan simPATI mendapatkan bonus internet sebesar 102.xxx KB berLaku di jaringan 3G. 
Sampe tahap ini, 50% aku percaya, 50% nya Lagi tergantung hasil pembuktian seLanjutnya. Langsung aje pasang modem, buka mozila, dunLut fiLe....
Ajib, kuenceng tenan!!!
Berdasar hasiL ujicoba nie, dunLut speed nyampe 60 KB/sec (Lain tempat, Lain Lagi hasiLnya).
Angka yang cukup tinggi buat gue, kaLo pake paket unLimited reguLer 50rb/bLn, speednya sekitar 20 s/d 30 KB/sec, kaLo Lagi parah malah ngga nyampe 10 KB/sec acan-acan.

Ok dewh, aku nyerah, harus aku akui bonus simPATI emang bener-bener kereeeeennn.

Starter Pack simPATI 2000

Jangan seneng duLu pemirsa, ada kabar gembira Lagi nie....
SeteLah baca artikeL sampe paragrap di atas, hitungan anda pasti gini:
"Buat ngedapetin bonus internet simPATI mesti beLi kartu perdana nie, seminim-minimnya harus keLuar duit Rp.3000 buat beLi kartu perdana simPATIne."
KaLo bener begitu hasiL itung-itungan anda, anda saLah besar!!!
Tak kasih tau ya, kaLo mau ngikutin cara gue, anda hanya keLuar duit 1000  perak buat ngedapetin bonus internetnya simPATI.
Masa?
Temenan apa Lawh?

Emang anda hanya butuh duit 1000 perak buat ngedapetin bonusnya, hanya saJa anda beLi kartu simPATInya di KEYTA CELL (itu sih saran gue, kaLo mau beLi di tempat Laen monggo saja, tapi kaLo jatuhnya Lebih mahaL, tanggung sendiri).
Ngomong-ngomong udah tau aLamate OutLet KEYTA CELL beLum sih?
Itu Lho, outLet puLsa yang di Karangrau mBanyumas, tepate dari SOTO SEKENGKEL PAK JHON'S ke seLatan dikit, pas jembatan sebeLum cucian mobiL.

Pengin coba? buruan, karena bonus ini hanya sekedar promo, mumpung promonya masih berlaku.

Makasih, semoga bermanfaat.


Read More