Bagi anda pengguna listrik prabayar tentu tidak asing lagi dengan istilah token/stroom listrik prabayar. Karena membeli token adalah konsekuensi anda sebagai pelanggan listrik prabayar, dimana disetiap rentang waktu tertentu anda punya kewajiban untuk melakukan isi ulang listrik prabayar anda.
Tapi tahukah anda, jika pembelian token bisa dimanipulasi? tidak banyak yang tahu akan hal ini, tapi begitulah kenyataannya. Atau bisa-bisa tanpa anda sadari, anda sebenarnya pernah mengalaminya saat membeli token? bisa jadi.
Manipulasi token listrik prabayar yang saya maksudkan disini adalah mengurangi jumlah nominal pembelian token yang berakibat berkurangnya jumlah kwh yang diterima.
Sebagai contoh, anda membeli token listrik sebesar Rp 50.000,- untuk tarif/daya R1/450VA, sesuai ketentuan
Permen ESDM Nomor 07 tahun 2010 (dasar penentuan TDL yang berlaku saat ini) jumlah kwh yang seharusnya anda terima adalah 107 kwh. Namun karena adanya kecurangan dari penjual token, yang seharusnya anda mendapat jumlah kwh senilai Rp.50.000,- anda hanya mendapat jumlah kwh senilai Rp.45.000,- (misalnya). Otomatis jumlah kwh yang anda terima kurang dari ketentuan.
Hal seperti ini tentu saja sangat merugikan konsumen.
Kasus manipulasi token hanya bisa dilakukan untuk nominal di atas Rp.20.000.-, karena ini nominal yang paling kecil. Selain itu, kasus manipulasi token juga memungkinkan terjadi untuk transaksi token non print, dimana kode pengisian token dikirimkan melalui sms ke nomor pembeli token, bukan berupa kertas struk. Sekilas, transaksi token dengan metode ini lebih efektif, lebih hemat, tapi justru di sinilah letak kekurangannya.
Cara kerja manipulasi token sebenarnya sangat sederhana. Kuncinya ada pada format sms dan sms replay.
Format sms transaksi token kurang lebih seperti ini (beda server beda format):
T.no meter.nominal.nomor hp pelanggan.pin
Contoh :
Transaksi pembelian token dengan format seperti ini :
T.01234567890.50.081234567890.1234
Dan sms replay yang diterima pembeli melalui nomor 081234567890 kurang lebih seperti ini:
"Pembelian token dengan nomor meter 0123456789, a.n Keyta Mihero R1/450VA
Kode voucher: 1234 1234 1234 1234 1234
Admin bank: Rp1600
PPJ: Rp.3.996,33
Rp stroom/token: Rp. 44.403,67
Jumlah kwh: 107 kwh.
Telah berhasil dilakukan.
dst..."
Dengan format seperti di atas, nominal dan jumlah kwh sudah sesuai ketentuan, dan replay sms juga akan terkirim langsung ke nomor pembeli karena nomor penerima yang dimasukkan adalah nomor pembeli, ini berarti tidak ada manipulasi.
Nah, penjual token yang curang akan merubah format sms menjadi seperti ini:
T.01234567890.45.081000000000.1234
Anda lihat, nominal dan nomor hp pelanggan dirubah, tujuan merubah nominal tentu saja untuk mencari keuntungan, sedangkan mengganti nomor hp pelanggan (081234567890) menjadi nomor hp penjual (081000000000) adalah agar nanti bisa dilakukan edit pada replay sms atau dengan kata lain memalsukan replay.
Sms replay sebelum diedit seperti ini:
"Pembelian token dengan nomor meter 0123456789, a.n Keyta Mihero R1/450VA
Kode voucher: 0000 0000 0000 0000 0000
Admin bank: Rp1600
PPJ: Rp.3.583,48
Rp stroom/token: Rp.39.816,51
Jumlah kwh: 96 kwh.
Telah berhasil dilakukan.
dst..."
Kemudian, sms replay diedit oleh penjual menjadi seperti ini:
"Pembelian token dengan nomor meter 0123456789, a.n Keyta Mihero R1/450VA
Kode voucher: 0000 0000 0000 0000 0000
Admin bank: Rp1600
PPJ: Rp.3.996,33
Rp stroom/token: Rp. 44.403,67
Jumlah kwh: 107 kwh.
Telah berhasil dilakukan.
dst..."
Setelah dirubah, sms replay hasil editan baru dikirim ke nomor pelanggan (081234567890). Pembelipun tetap membayar token senilai Rp.50.000.-, walaupun token yang ia terima hanya senilai Rp.45.000,-. Pembeli tidak merasa curiga karena sms replay yang ia terima memang sudah sesuai dengan ketentuan dan permintaannya.
Jika tiap satu transaksi penjual token curang memanipulasi transaksi token sebesar Rp.5000,-, bisa anda hitung keuntungan penjual token curang jika dalam satu hari ada 10 transaksi, Rp.50.000,-.
Wow !!!
Berbeda jika anda membeli token di loket resmi (PPOB), insyaallah tidak ada manipulasi. Karena, sistem transaksi pembelian token di PPOB menggunakan struk hasil print yang dicetak langsung setelah transaksi. Jadi tidak memungkinkan adanya edit replay.
Jadi, mulai sekarang jika anda akan membeli token, biasakan pada dua hal:
1. Teliti sebelum membeli
Periksa sisa kwh yang tertera di layar meter prabayar. Ini penting, karena dengan mengetahui sisa kwh, kita bisa menghitung berapa kwh yang sebenarnya kita terima nanti setelah membeli token.
2. Teliti setelah membeli
Periksa jumlah kwh setelah anda melakukan pengisian ulang. Dengan rumus, jumlah kwh total setelah isi ulang dikurangi jumlah kwh sebelum dilakukan isi ulang.
Dengan dua cara di atas, anda bisa tahu apakah token yang anda beli sudah sesuai ketentuan atau sudah dimanipulasi.
Terima kasih, semoga bermanfat.